RADAR24.ID | MAMUJU — Seorang bapak Ridwan ( 32 ) asal Galung Desa Kalukku Barat, tidak rela melihat kondisi anaknya yang terus menahan rasa sakit karena lengan tangan kanannya mengalami patah tulang pasca jatuh dari pagar. Bantuan medis yang seharusnya menjadi solusi, harus pasrah dan rela tidak mendapat sentuhan dari tangan dokter specialis, karena tidak memiliki biaya dan BPJS – Kesehatan.
Dikutip dari Mandarnews, bapak Ridwan mengaku mengaku setelah mendapat pertolongan pertama, Pihak RSUD Mamuju, pihak rumah sakit menyarankan agar anaknya yang baru berusia 5 tahun itu dirujuk ke Makassar, lantaran RSUD Mamuju tak memiliki dokter spesialis bedah tulang.
” Disarankan rujuk ke rumah sakit di Makassar, karna katanya di RSUD Mamuju tidak ada dokter spesialis,” kata Ridwan, yang mengutip saran dokter. Jumat (11/09).
Ridwan yang sehari – harinya sebagai petani itu mengaku tidak memiliki biaya, dirinya bersama keluarganya memilih untuk membawah pulang anaknya kerumah untuk di rawat seadanya dengan alasan kartu sakti BPJS Kesehatan itu tidak dimilikinya.
“Terpaksa saya bawah pulang pak, karna tak punya biaya, saya sudah ke Dinsos tapi katanya harus menunggu 14 hari dulu, ya masa menunggu dua minggu baru di operasi. untuk biaya ambulance saja katanya 800 ribu, belum lagi biaya operasinya setelah saya tanyakan katanya sekitar 10 jutaan lebih,” Imbuh pria yang bekerja sebagai Petani itu.
Terkait itu, Direktur RSUD Mamuju, dr. Titin, mengakui memang menyarankan kepada keluarga pasien untuk rujuk ke Makassar lantaran dokter spesialis bedah tulang yang bertugas sedang di berada di makassar.
“Kita sebenarnya punya dokter tapi sedang di Makassar, sehingga awalnya kita sarankan rujuk ke Polewali tapi ditolak, kemudian kita sarankan lagi ke Makassar tapi keluarga pasien katanya tidak punya biaya,”. terang Titin.
Saat ini, Ridwan mengaku membutuhkan aluran tangan dari pemerintah untuk perobatan anaknya yang kini dirawat dirumah.
RADAR24