RADAR24.ID | METRO — Seluas 1.750 hektare lahan sawah di Kota Metro akan tanam padi pada musim tanam kedua atau gadu. Dari jumlah luasan tersebut, 300 hektare di antaranya areal sawah tanam gadu nekat atau tidak mendapat jatah aliran air.
“Jadi total yang tanam padi MT II atau gadu ini 1.750 hektare. Yang 1.450 ha memang mendapat jatah aliran air, sedangkan yang 300 ha gadu nekat, karena meskipun tidak mendapat jatah air mereka tetap tanam gadu karena sawahnya basah terus,” kata Wiji, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro.
Wiji menjelaskan, Kota Metro dialiri dua daerah irigasi (DI), yaitu Sekampung-Batanghari dan Sekampung-Bunut. Untuk DI Sekampung-Batanghari tidak mendapat jatah aliran air karena ada perbaikan.
“Jadi areal persawahan di Metro yang dialiri irigasi Sekampung-Batanghari itu Kecamatan Metro Selatan, Metro Timur ada dua kelurahan, dan Metro Barat dua kelurahan juga, Ini yang tidak mendapat jatah gadu,” jelasnya.
Lebih lanjut, “areal persawahan yang tidak mendapat jatah gadu saat ini ditanami palawija maupun jagung, tapi saat ini kan musim kemarau basah, ada beberapa areal sawah di Kecamatan Metro Barat dan Metro Selatan yang sawahnya basah. Makanya tetap tanam padi atau gadu nekat tadi yang luasannya kurang lebih 300 hektare,” paparnya.
Sementara itu, untuk Daerah Irigasi Sekampung-Bunut mendapat jatah aliran air jatah gadu.
“Sawah yang dialiri ini di Metro Pusat dan Metro Utara. Nah, saat ini para petani sudah mulai tanam dan kemungkinan dipertengahan Agustus sudah selesai. Untuk DKP3 sendiri menargetkan produktivitas padi pada MT II atau gadu ini sebanyak 5,8 ton per hektare. Jadi kalau tercapai target itu secara statistik Kota Metro masih surplus beras,” tukasnya.
Pewarta dedi
Editor Abdul Jabar